Iseng kupilih judul ini karena mengingatkanku akan kisah berbagai perjalanan orang: perjalanan hidup, wisata, perdagangan, dan entah apa lagi. Dari Jalan 'Sutra' (silk road), Jalan 'Samurai' (the way of the sword), sampai Jalan-Jalan yang lain. Jalan Pena - biarlah menjadi jalanku belajar menulis. Menuliskan apa saja yang kutemui di perjalanan 'ziarah'ku dari hari ke hari. Pak Guru-ku bilang belajarlah menuliskannya kalau engkau tidak pandai mengatakannya. 'Baiklah' begitu kataku.' I will try...'

8 Sept 2010

Architecture of Everyday Life dan Everyday Architecture

Saat itu aku lagi menunggu tram di tempat aku biasa pergi. Sedikit kepagian hari itu. Tidak banyak sih, paling cuma 5 menit. Iseng kulihat jam, dan terlintas untuk menebak siapa berikutnya yang akan muncul di tempat itu.
Apakah pemuda tinggi yang suka pakai 'long coat' hitam ala the Matrix, ibu-ibu gendut setengah baya keriting yang ramah, atau anak muda trendy bergaya boys band itu? Dengan jam berangkat dan pulang di tempat pemberhentian yang sama, hampir pasti akan kujumpai orang-orang yang sama, selain beberapa orang yang sering kulihat melintas di tempat itu.

Menyadari hal itu, tiba-tiba aku teringat tulisan Ralph Waldo Emmerson yang dikutip oleh Steven Harris dalam bukunya Architecture of the Everyday:
"..instead of sublime and beautiful, the near, the low, the common, was explored and poeticized...the literature of the poor, the feelings of the child, the philosophy of the street...it is a great stride...when currents of warm life run into the hands and the feet..."(Ralph Waldo Emmerson "The American Scholar").

Menarik memang, mengamati pergerakan setip orang, termasuk ruang yang menjadi tempat pergerakannya. Barangkali ini pula yang melatarbelakangi mengapa 'everyday life' perlu dipertimbangkan sebagai alternatif pendekatan kritis agar desain ruang tidak semata-mata dipicu oleh paradigma konsumtif yang sangat mendominasi lahirnya praktek-praktek arsitektur kontemporer (Harris, S, 1997:3)

...an architecture of the everyday may be generic and anonymous...
...an architecture of the everyday may be banal or common...
...an architecture of the everyday may be quite ordinary...
...an architecture of the everyday may be crude...
...an architecture of the everyday may be sensual...
...an architecture of the everyday may be vulgar and visceral...
...an architecture of the everyday may acknowledges domestic life...
...an architecture of the everyday may take on collective and symbolic meaning but it is not necessarily monumental...
...an architecture of the everyday responds to program and is functional...
...an architecture of the everyday may change as quickly as fashion, but it is not
always fashionable...
...an architecture of the everyday may be generic and anonymous...
(Berke, D, 1997)


Tiba-tiba terdengar suara dari pengeras memberitahu bahwa supertram sudah mendekati pemberhentian di 'Valley Centertainment'. Sebentar lagi si pemuda tinggi itu akan turun di situ, kemudian akan disusul anak muda boys band di 'Attercliffe' dan si ibu gendut di 'Fitzalan Square'. Dan tentu saja setelah itu giliranku.

No comments:

Post a Comment