Saat ini Turning Torso menjadi landmark baru bagi kota Malmo. Letaknya yang di dekat waterfront menjadikannya gampang terlihat bahkan saat kereta api yang kami tumpangi masih bergerak di atas Oresund Bridge yang menghubungkan Denmark dengan Swedia. Konstruksi Oresund Bridge sendiri cukup unik dan menarik. Dari wilayah Denmark, jembatan ini berada di dalam laut dan baru muncul di permukaan kira-kira di pertengahan selat di sebuah pulau buatan bernama Amager. Perjalanan naik KA dari bandara Kastrup, Copenhagen ke stasiun KA Malmo Central hanya menghabiskan waktu sekitar 20 menit. Jalur ini juga merupakan jalur yang padat dengan frekuensi tinggi. Sepertinya banyak penduduk Malmo yang bekerja di Copenhagen, mengingat Malmo sendiri masih terus berjuang mengatasi angka pengangguran yang relatif tinggi dibanding 2 kota terbesar lainnya di Swedia: Stokcholm dan Gotheburg.
Pembangunan Oresund Bridge ini seolah membuka pintu ekonomi bagi kebangkitan kota Malmo yang dulu makmur karena industri-nya. Saat ada disana terlihat banyak proyek-proyek sedang dikerjakan, termasuk di kawasan waterfront dimana Turning Torso ini berada. Banyak juga turis-turis yang tertarik melihat Turning Torso ini, kebanyakan memang anak-anak muda. Bahkan terlintas di pikiranku mungkin sebagian besar adalah mahasiswa yang tertarik belajar desain, bidang teknik sipil atau arsitektur :)
(Bagian belakang stasiun yang didesain modern menjadi ruang penerima kedatangan wisatawan dari arah platform kereta api yang berada di ruang bawah tanahnya)
(Stasiun KA bawah tanah yang modern dengan dekorasi dinding yang memutar video, memberi kesan pemandangan yang tertangkap saat orang berada di dalam KA)
Entah apa yang ada di pikiran pemilik dan arsitek-nya ketika mendesain bangunan ini. Yang jelas kehadirannya telah membuat turis tertarik datang ke Malmo. Jadi bagi Malmo, Turning Torso bukan saja sebuah landmark baru namun sekaligus menjadi salah satu generator ekonomi setidaknya di bidang pariwisata.
No comments:
Post a Comment